Selasa, 28 Mei 2013

TEKNIK KONSELING KELOMPOK REALITAS

BAB I
 PENDAHULUAN 

  A. Latar Belakang Konseling realitas dicetuskan oleh William Glasser, yang merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung pada klien. Perkembangan ini berkembang pada awal tahun 30 an - 60 an. Alasan Glesser mengembangkan pendekatan ini antara lain ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisis karena pendekatan psikoanalisis kurang efektif dan efisien. Dan tidak setuju dengan anggapan bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Proses pengembangan Gletser mulai menerbitkan sebuah buku dan dikembangkan di rumah sakit, tetapi oleh teman-temannya tidak mendapat persetujuan serta dukungan bahkan ditolak namun hal ini tidak membuat Gletser putus asa. Dan dilanjutkan dengan mempraktekkan teorinya di V.A. Hospital disana mendapat tanggapan baik yang akhirnya teori tersebut dapat berkembang serta diterima oleh kolega-kolega yang bahkan dulu tidak menyetujuinya. Hal ini berdasarkan pada konsep terapi realitas dimana seorang klien ditolong agar dia mampu menghadapi realita di masa depan dengan penuh optimis. Konseling realitas berprinsip bahwa seseorang dapat dengan penuh optimis menerima bantuan dan terapi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan mampu menghadapi kenyataan tanpa merugikan siapapun. Konseling realitas lebih menekankan masa kini, maka dalam memberikan alternatif bantuan tidak usah melacak sejauh mungkin pada masa lalunya, sehingga yang dipentingkan bagaimana klien dapat sukses mencapai hari depannya, karena manusia dalam kehidupan mempunyai kebutuhan dasar, yaitu cita dan harga diri. Setiap orang akan belajar memenuhi kebutuhannya dengan bertingkah laku normal, yaitu 3 R (Right, Responsibility, dan Reality) dimana masa yang penting dalam penanaman adalah usia 2-5 tahun dengan peranan orang tua dan sekolah sebagai faktor yang menentukan.



B. Rumusan Masalah 



1. Bagaimana sejarah perkembangan konseling realitas?
2. Apa konsep dasar konseling kelompok realitas?
3. Apa tujuan konseling kelompok realitas?
4. Apa saja teknik-teknik dalam konseling kelompok realitas?
5. Bagaimana situasi hubungan dalam konseling realitas?
6. Apa peranan konselor dalam konseling kelompok realitas?



C. Tujuan 



1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan konseling realitas.
2. Untuk mengetahui konsep dasar konseling kelompok realitas.
3. Untuk mengetahui tujuan konseling kelompok realitas.
4. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam konseling kelompok realitas.
5. Untuk mengetahui situasi hubungan dalam konseling realitas.
6. Untuk mengetahui peranan konselor dalam konseling kelompok realitas.
 BAB II 
 PEMBAHASAN 

  A. Sejarah Perkembangan Konseling Realitas



         Konseling realitas dicetuskan oleh William Glasser yang lahir pada tahun 1925 dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di Cliveland, Obio. Pertumbuhannya relatif tanpa hambatan, sehingga ia memahami dirinya sebagai lelaki yang baik. Glasser meninggalkan kota kelahirannya setelah ia masuk ke perguruan tinggi. Ia memperoleh gelar sarjana muda dalam bidang rekayasa kimia, sarjana psikologi klinis dan dokter dari Case Western Reserve University. Pada tahun 1961 Glasser mempublikasikan konsep konseling realitas dalam bukunya yang pertama Mental Health or Mental Illness. Konsep ini diperluas, diperbaiki dan disusun pada penerbitan tahun 1965: Reality Therapy : A New Approach to Psichiatry. Tidak lama setelah penerbitan yang kedua ini, Glasser membuka Institute of Reality Therapy yang digunakan untuk melatih profesi-profesi layanan kemanusiaan. Sebagai kata sambung atas suksesnya, sekolah-sekolah membutuhkan konsultasi Glasser, dan ia dapat menyesuaikan dengan prosedur-prosedunya dengan setting sekolah. Ia mempublikasikan ide ini dalam School Without Failure (1969) dan mendirikan Educatinal Training Centre yang di dalamnya guru-guru mendapat latihan konseling realitas.



 B. Konsep Dasar Konseling Kelompok Realitas 



       Konseling Realitas merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli dalam suatu kelompok, yang dapat dilakukan oleh guru atau konselor di sekolah dalam rangka mengembangkan dan membina kepribadian ataupun kesehatan mental konseli secara sukses, dengan cara memberi tanggung jawab kepada konseli yang bersangkutan. Adalah William Glasser sebagai tokoh yang mengembangkan bentuk terapi ini.
      Menurutnya, bahwa tentang hakikat manusia adalah: 1. Bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang tunggal, yang hadir di seluruh kehidupannya, sehingga menyebabkan dia memiliki keunikan dalam kepribadiannnya. 2. Setiap orang memiliki kemampuan potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai pola-pola tertentu menjadi kemampuan aktual. Karennya dia dapat menjadi seorang individu yang sukses. 3. Setiap potensi harus diusahakan untuk berkembang dan terapi realitas berusaha membangun anggapan bahwa tiap orang akhirnya menentukan nasibnya sendiri



 C. Karateristik Konseling Kelompok Realitas 



1. Menolak adanya konsep sakit mental pada setiap individu, tetapi yang ada adalah perilaku tidak bertanggungjawab tetapi masih dalam taraf mental yang sehat.
2. Berfokus pada perilaku nyata guna mencapai tujuan yang akan datang penuh optimisme.
3. Berorientasi pada keadaan yang akan datang dengan fokus pada perilaku yang sekarang yang mungkin diubah, diperbaiki, dianalisis dan ditafsirkan. Perilaku masa lampau tidak bisa diubah tetapi diterima apa adanya, sebagai pengalaman yang berharga. 4. Tidak menegaskan transfer dalam rangka usaha mencari kesuksesan. Konselor dalam memberikan pertolongan mencarikan alternatif-alternatif yang dapat diwujudkan dalam perilaku nyata dari berbagai problema yang dihadapi oleh konseli .
5. Menekankan aspek kesadaran dari konseli yang harus dinyatakan dalam perilaku tentang apa yang harus dikerjakan dan diinginkan oleh konseli . Tanggung jawab dan perilaku nyata yang harus diwujudkan konseli adalah sesuatu yang bernilai dan bermakna dan disadarinya.
6. Menghapuskan adanya hukuman yang diberikan kepada individu yang mengalami kegagalan, tetapi yang ada sebagai ganti hukuman adalah menanamkan disiplin yang disadari maknanya dan dapat diwujudkan dalam perilaku nyata.
7. Menekankan konsep tanggung jawab agar konseli dapat berguna bagi dirinya dan bagi orang lain melalui perwujudan perilaku nyata.
8. Konseling realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai. Konseling realitas menekankan pada klien untuk menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa penyebab kegagalan yang dialami.yang dialami.



 D. Tujuan Konseling Kelompok Realitas 



1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
3. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.
5. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.



 E. Teknik-Teknik dalam Konseling Kelompok Realitas 



1. Menggunakan role playing (sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama) dengan konseli.
2. Menggunakan humor yang mendorong suasana yang segar dan relaks
3. Tidak menjanjikan kepada konseli maaf apapun, karena terlebih dahulu diadakan perjanjian untuk melakukan perilaku tertentu yang sesuai dengan keberadaan klien.
4. Menolong konseli untuk merumuskan perilaku tertentu yang akan dilakukannya.
5. Membuat model-model peranan terapis sebagai guru yang lebih bersifat mendidik.
6. Membuat batas-batas yang tegas dari struktur dan situasi terapinya
7. Menggunakan terapi kejutan verbal atau ejekan yang pantas untuk mengkonfrontasikan konseli dengan perilakunya yang tak pantas.
8. Ikut terlibat mencari hidup yang lebih efektif.



 F. Situasi Hubungan dalam Konseling Realitas 



          Konseling realitas didasarkan pada hubungan pribadi dan keterlibatan antara konseli dan konselor. Konselor dengan kehangatan, pengertian, penerimaan dan kepercayaan pada kapasitas orang untuk mengembangkan identitas berhasil, harus mengkomunikasikan dirinya kepada konseli bahwa dirinya membantu. Melalui keterlibatan ini, konseli belajar mengenai hidup daripada memusatkan pada mengungkap kegagalan dan tingkah laku yang tidak bertanggungjawab. Kunci konseling realitas adanya kesepakatan/komitmen dalam membuat rencana dan melaksanakannya. Perencanaan yang telah dilakukan oleh konseli dinilai positif jika ditulis dalam kontrak. Dalam konseling realitas ditekankan tidak adanya ampunan (no excuses) ketika konseli tidak melaksanakan rencananya.



 G. Peranan Konselor dalam Konseling Kelompok Realitas



1. Konselor terlibat dengan klien dan membawa klien menghadapi realita. Tugas utama konselor adalah menjadi terlibat dengan konselinya dan kemudian menghadapi konseli dengan mengusahakan agar konseli mengambil keputusan.
2. Konselor sebagai pembimbing. Konselor bertugas melayani sebagai pembimbing untuk membantu konseli menaksir tingkahlaku mereka secara realistis.
 3. Memberi hadiah. Konselor diharapkan memberi hadiah bila konseli berbuat dalam cara yang bertanggungjawab dan tidak menerima setiap penghindaran atas kenyataan atau tidak mengarahkan konseli menyalahkan setiap hal atau setiap orang.
4. Mengajar konseli Beberapa kualitas pribadi yang harus dimiliki konselor adalah kemampuan untuk mengajar konseli, untuk mencapai kebutuhan mereka secara terbuka, tidak untuk menerima ampunan, menunjukkan dukungan yang terus menerus dalam membantu konseli, untuk memahami dan mengempati konseli, dan untuk terlibat dengan tulus hati.
 5. Motivator, yang mendorong konseli untuk: a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya. b) merangsang klien untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkan dirinya sendiri.
6. Penyalur tanggung jawab, sehingga : a) keputusan terakhir berada di tangan konseli. b) konseli sadar bertanggung jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri.
7. Moralis Konselor memegang peranan untuk menentukan kedudukan nilai dari tingkah laku yang dinyatakan kliennya. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya, sebaliknya akan memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab terhadap perilakunya.
8. Pengikat janji (contractor) Artinya peranan konselor punya batas-batas kewenangan, baik berupa limit waktu, ruang lingkup kehidupan konseli yang dapat dijajagi maupun akibat yang ditimbulkannya.                                                                          



                                                  BAB III  
                                                PENUTUP 



A. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Konseling Kelompok Realitas
 1. Kelebihan :
a. Asumsi mengenai tingkah laku merupakan hasil belajar.
b. Asumsi mengenai kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan dan kematangan.
c. Konseling bertujuan untuk mempelajari tingkah laku baru sebagai upaya untuk memperbaiki tingkah laku malasuai. d. Klien bisa belajar tingkah laku yang lebih realistik dan karenanya bisa tercapai keberhasilan.
e. Langsung lebih cepat menyadarkan klien karena menggunakan secara langsung mengajak klien berbuat. f. Bersifat praktis, luwes dan efektif.
g. Mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan pengetahuan tentang diagnosis.



2. Kelemahan:
a. Teori ini mengabaikan tentang intelegensi manusia, perbedaan individu dan faktor genetik lain.
b. Dalam konseling kurang menekankan hubungan baik antara konselor dan konseli, hanya sekedarnya.
c. Pemberian reinforcement jika tidak tepat dapat mengakibatkan kecanduan atau ketergantungan.
d. Jangka waktu terapi yang relatif pendek dan berurusan dengan masalah tingkah laku sadar pada konseli.
e. Teknik yang digunakan kurang mampu mengungkapkan data yang dialami dari diri pribadi klien.
f. Hanya menekankan perilaku tanpa mempertimbangkan sisi perasaan.
g. Tidak memberikan penekanan yang cukup pada dinamika tidak sadar dan pada masa lampau individu sebagai salah satu determinan dari tingkah lakunya sekarang.
h. Bisa terjadi suatu tipe campur tangan yang dangkal karena ia menggunakan kerangka yang terlampu disederhanakan.



B. Kesimpulan

 Pada dasarnya konseling realitas adalah membantu individu mencapai otonomi. Otonomi merupakan keadaan yang menyebabkan orang mampu melepaskan dukungan lingkungan dan menggantikannya dengan dukungan pribadi atau diri sendiri (internal). Kriteria konseling yang sukses bergantung pada tujuan yang ditentukan oleh konseli. Dalam konseling realitas, pengalaman yang perlu dimiliki oleh konseli adalah peran konseli memusatkan pada tingkah laku dalam proses konseling (konseli diharapkan memusatkan pada tingkah laku mereka sebagai ganti dari perasaan dan sikap-sikapnya), konseli membuat dan menyepakati rencana (ketika konseli memutuskn untuk bagaimana mereka ingin berubah, mereka diharapkan untuk mengembangkan rencana khusus untuk mengubah tingkah laku gagal ke tingkahlaku berhasil), konseli mengevaluasi tingkah lakunya sendiri, dan konseli belajar kecanduan positif (dalam hal ini Glasser mengungkapkan pentingnya belajar tanpa kritik dari orang lain dalam setiap usaha kita.


C. Saran

 Sebagai seorang calon konselor kita seharusnya mengetahui dan memahami mengenai apa itu teknik konseling realitas, karena dapat kita pakai sebagai model serta mengonfrontasikan klien dengan cara-cara yang bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tanpa merugikan diri sendiri ataupun orang lain.


DAFTAR PUSTAKA

 Enik Nur Kholidah. 2013. Bahan Ajar Layanan Konseling Traumatik. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta. Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta ; PT Indeks. http://en.wikipedia.org/wiki/Reality_therapy
http://triyonotriyono.blogspot.com/2013/03/pendekatan-konseling-realitas-dalam.html http://konselingzone.blogspot.com/2012/04/konseling-realita.html http://fifisetiadesianti.wordpress.com/2012/03/27/8/
http://id.scribd.com/doc/54478500/Konseling-kelompok


1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
    Find your way 속초 출장안마 around the casino, find where 목포 출장마사지 everything is located, and 문경 출장안마 what's popular around Borgata Hotel Casino & 안동 출장샵 Spa. Mapyro is 경기도 출장마사지 the #1 location for

    BalasHapus